Berangkat dari pengamatan terhadap lingga-yoni dan setelah mendalaminya maka muncul gagasan tentang ”Manunggaling Kala Desa, Melintas Fenomena Ruang dan Waktu dalam Penciptaan Seni Lukis” sebagai tema. Yang ingin saya cermati di sini ialah sudut-sudut psiko-antropologisnya pada lingga-yoni. Telaahnya hendaknya dipandang sebagai upaya pembacaan kembali/reinterpretasi atas simbol lingga-yoni untuk ditawarkan pada seni lukis. Persepsi saya terhadap lingga-yoni terkaitkan dengan manunggaling kala desa tidak semata-mata diartikan sebagai kualitas pengindraan, tetapi mengandaikan proyeksi diri atas nilai-nilai dengan melibatkan interpretasi. Persepsi saya dapat menghayati lingga-yoni menjadi bermakna, sehingga dapat menyadari hubungannya...